Di era serba digital seperti sekarang, setiap like, komentar, unggahan, hingga repost yang kamu lakukan akan meninggalkan jejak. Ini disebut digital footprint rekam jejak online yang bersifat permanen dan bisa diakses oleh siapa saja, termasuk calon atasan, rekan bisnis, atau dosen pembimbingmu nanti.
Sebagai bagian dari Generasi Z yang sangat aktif di dunia digital, penting untuk menyadari bahwa apa yang kamu posting hari ini bisa berdampak positif atau negatif pada karirmu di masa depan.
Apa Itu Jejak Digital?
Jejak digital adalah segala informasi yang kamu tinggalkan di internet, baik secara sadar (active) maupun tidak sadar (passive). Contoh jejak aktif adalah unggahan di media sosial, komentar, atau artikel blog. Sedangkan jejak pasif bisa berupa data lokasi, riwayat pencarian, atau aktivitas klik yang terekam oleh sistem.
Menurut lembaga riset global, lebih dari 70% rekruter profesional melakukan pengecekan profil digital kandidat saat proses rekrutmen. Bahkan, banyak universitas dan beasiswa luar negeri kini juga mempertimbangkan rekam jejak online seseorang.
Dampak Negatif Jejak Digital Tidak Terkontrol
- Gagal Lolos Seleksi Kerja atau Magang. Unggahan dengan unsur provokatif, ujaran kebencian, atau konten tidak pantas bisa menjadi pertimbangan HRD untuk menolak kandidat.
- Citra Diri yang Tidak Konsisten. Jika kamu mengklaim sebagai pribadi profesional, tapi postingan justru menunjukkan perilaku yang bertolak belakang, bisa menurunkan kepercayaan.
- Risiko Keamanan Data Pribadi. Tanpa sadar, kamu mungkin membagikan nomor telepon, alamat, atau bahkan jadwal kegiatan yang bisa disalahgunakan.
Cara Menjaga Jejak Digital yang Sehat
- Lakukan Audit Diri Digital dengan mencoba cari nama lengkapmu di mesin pencari dan lihat apa yang muncul. Hapus atau sembunyikan postingan yang bisa merusak citra profesionalmu.
- Pikir Sebelum Posting menerapkan prinsip: “Apakah saya nyaman jika ini dibaca oleh dosen, calon bos, atau orang tua saya?”
- Pisahkan Akun Pribadi dan Profesional jika ingin lebih bebas berekspresi di dunia pribadi, dan tetap jaga profesionalitas di akun publik.
- Bangun Personal Branding Positif dengan menunjukkan minat, karya, opini, atau portofolio. Ini bisa menjadi nilai tambah saat mencari kerja atau membangun jaringan profesional.
- Kelola Privasi dan Keamanan Akun Ganda dan atur siapa saja yang bisa melihat postinganmu. Jangan sembarangan klik tautan atau menyebar data pribadi.
Jejak Digital yang Positif Bisa Jadi Aset
Tidak semua jejak digital itu buruk. Jika kamu mampu mengelola dengan bijak, jejak digital bisa menjadi jejak prestasi:
- Membantu HRD melihat potensi dan konsistensi mu
- Menarik peluang kolaborasi atau proyek freelance
- Memberi pengaruh positif pada audiens sesama Gen Z
Kesimpulan:
Sebagai generasi yang lahir dan tumbuh di era digital, Gen Z perlu sadar bahwa dunia online adalah bagian dari identitas mereka. Maka dari itu, mulailah merawat citra digitalmu dengan bijak karena bisa jadi apa yang kamu posting hari ini akan jadi bahan pertimbangan karir mu esok hari.
Referensi:
· Laporan Digital Footprint 2023 oleh Digital Literacy Council
· Data HR Trends dari Lembaga Riset Ketenagakerjaan Nasional
· Kominfo & Siberkreasi. (2022). Panduan Literasi Digital Remaja
· Image Source: pexels.com
