Di tengah perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat, generasi Z atau Gen Z memiliki keunggulan dalam mengakses berbagai informasi - termasuk mengenai keuangan. Namun, di balik kemudahan ini, tidak sedikit dari Gen Z yang masih kesulitan mengelola keuangan pribadi secara efektif. Padahal, perencanaan keuangan sejak dini adalah salah satu kunci penting untuk mencapai stabilitas dan kebebasan finansial di masa depan.
Menurut hasil survei OCBC NISP Financial Fitness Index 2023, hanya 17% Gen Z Indonesia yang berada di kategori “sehat finansial” dan mayoritas lainnya belum memiliki tabungan darurat atau investasi. Ini menjadi bukti bahwa edukasi dan kesadaran finansial di kalangan muda sangat dibutuhkan.
Mengapa Gen Z Perlu Mulai Merencanakan Keuangan?
Meningkatkan Kesadaran Finansial
Banyak Gen Z yang sudah memiliki penghasilan sendiri, entah dari pekerjaan freelance, part-time, atau bisnis kecil. Namun tanpa perencanaan, uang bisa habis begitu saja tanpa terasa. Dengan perencanaan yang baik, kamu akan lebih sadar ke mana uangmu digunakan setiap bulan.
Siap Menghadapi Masa Depan
Perencanaan keuangan bukan hanya soal menabung. Ini juga soal mempersiapkan diri menghadapi kebutuhan mendesak, seperti biaya kesehatan, pendidikan, atau bahkan rencana jangka panjang seperti liburan dan membeli aset.
Membentuk Kebiasaan Finansial Positif
Menurut survei Prudential Indonesia 2022, Gen Z yang terbiasa mencatat pengeluaran sejak dini memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mencapai tujuan finansialnya.
Langkah-Langkah Perencanaan Keuangan untuk Gen Z
- Pahami Arus Kas Pribadi : Catat semua pemasukan dan pengeluaran. Aplikasi seperti Money Lover, Catatan Keuangan Harian, atau Spendee bisa membantu. Ini adalah langkah dasar agar kamu tahu posisi finansialmu.
- Terapkan Sistem Anggaran (Budgeting) : Metode populer adalah 50/30/20 rule yang diperkenalkan oleh Senator Elizabeth Warren dalam bukunya “All Your Worth”:
- 50% kebutuhan (makan, transportasi, internet)
- 30% keinginan (hiburan, belanja, hobi)
- 20% tabungan, dana darurat, dan investasi; Jika masih tinggal dengan orang tua, kamu bisa menyisihkan lebih dari 20% untuk masa depan.
- Bangun Dana Darurat : Idealnya sebesar 3–6 bulan pengeluaran. Dana ini harus mudah diakses, tapi tidak terlalu mudah diambil agar tidak tergoda. Bisa disimpan di rekening terpisah atau e-wallet khusus.
- Mulai Investasi Sejak Dini : Investasi tidak harus mahal. Banyak Platform menyediakan produk reksa dana dan saham dengan modal mulai Rp10.000-Rp100.000. Menurut teori bunga majemuk (compound interest), semakin dini kamu berinvestasi, semakin besar potensi hasilnya di masa depan.
- Hindari Utang yang Tidak Produktif : Jangan terjebak dalam “lifestyle inflation” hanya demi mengikuti tren. Prioritaskan utang untuk hal produktif seperti pendidikan, bukan gadget atau gaya hidup. OJK sendiri telah memperingatkan meningkatnya tren pinjaman online di kalangan anak muda.
Kesimpulan:
Perencanaan keuangan adalah bagian dari bentuk self-care. Dengan memulai sekarang, Gen Z bisa membangun masa depan yang lebih stabil dan terencana. Kuncinya bukan soal berapa besar pendapatanmu, tapi seberapa baik kamu mengelolanya. Ingat, tidak ada kata terlalu muda untuk melek finansial.
Referensi:
[1] OCBC NISP. (2023). Financial Fitness Index 2023. https://www.ocbcnisp.com
[2] Prudential Indonesia. (2022). Studi tentang perilaku finansial Gen Z di Indonesia.
[3] Warren, E., & Tyagi, A. W. (2006). All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan.
[4] Investopedia. (2024). Compound Interest Definition and Examples. https://www.investopedia.com
[5] OJK (Otoritas Jasa Keuangan). (2023). Laporan Tahunan OJK 2023. https://www.ojk.go.id
